Halaman

Rabu, 27 November 2013

[FanFict] I'm Traped! -part 3


I'm Traped!
" Tolong Maafkan Aku, Sulli!"



“ Ehm, ma...” belum saja Sulli melengkapi perkataannya, Taemin angkat bicara.

“ Sebelum aku mengatakan sesuatu itu kepadamu, aku ingin meminta maaf kepadamu, tolong maafkan aku, Sulli!” pinta Taemin yang sempat memasang muka puppy eyes.

Sebenarnya Sulli ingin memaafkan, tapi, entah kenapa ada yang mengganjal dihati Sulli, jadi.... “ Taemin, maaf... aku tidak bisa memaafkanmu kali ini, aku ingin pulang.” ujar Sulli sambil menitikkan air mata lalu berlari.

Tiba-tiba larian Sulli dihentikan dengan cengkraman erat dari tangan Taemin. Sepertinya ini sangaaaatt serius!

Sambil terisak, Sulli pun berseru, “ Taemin! Apa yang kau minta! Apa! Apa yang kau minta dariku! Sebuah bahan ejekan?!” air mata pun berjatuhan, Sulli hanya menunduk.

“ Aku..., aku... hanya ingin bilang kalau selama ini, sejak kita sekelas dulu-kelas 10-6, sampai sekarang, aku selalu membendung perasaan ini! Aku ini sebenarnya...., menyukaimu!” dengan frontal, Taemin mengucapkan itu dihadapan Sulli yang menangis.

“ Hanya begitu?” tanya Sulli yang masih terisak.

“ Iya, tapi, kenapa kau tidak bisa memaafkanku? Kenapa? Apa salahku terlalu besar bagimu, sehingga susah untuk dimaafkan?! JELASKAN PADAKU!!” seru Taemin tiba-tiba, mendengar seruan Taemin... Sulli berusaha menjelaskan.

“ Sebenarnya, aku ini juga suka kepadamu, aku ingin memaafkanmu, tapi aku gengsi dan cuek. Aku ini kacau!” jelas Sulli sambil menatap Taemin.

“ Jadi....?”

“ Maaf, aku tetap tidak bisa memaafkanmu!” Sulli pergi dari hadapan Taemin.

Taemin sudah tidak dapat mengungkapkan semua perasaannya ke Sulli. Taemin pulang dengan rasa kecewa dan bersalah.



Hari ini Sulli pulang agak malam, karena jadwal les yang lebih lama sesinya. Tempat les Sulli tidak jauh dari kediamannya. Ia hanya harus berjalan lurus untuk sampai dirumahnya.

“ Huhh...! dingin!” pekik Sulli sambil menggosokkan kedua tangannya di lengan. Ia memakai jaket tebal berwarna biru muda, dengan syal warna-warni, sarung tangan hello kitty, dan kupluk pink pastel kesayangannya.

Ia selalu melihat-lihat lingkungan sekitar, rumah-rumah yang masih menyala, toko-toko yang masih melayani pelanggan, sampai bulan purnama yang berhias indah di langit malam.

Tiba-tiba ia dikagetkan dengan rumah yang bertuliskan “ NO MINWOO’S HOUSE” itu adalah nama panjang dari Minwoo. Ia mengintip dari pagar rumah yang tak terlalu tinggi, tingginya hanya sedadanya.

“ Memang benar Minwoo!” bisik Sulli pelan. Tiba-tiba Sulli terjatuh ke semak-semak, BRUSSS! Suara itu terdengar sampai rumah Minwoo.

Minwoo pun keluar dari rumah dan menghampiri asal suara itu. “ SULLI!? Apa yang kau lakukan disini?” kaget Minwoo sambil menyorotkan senter ke muka Sulli.

“ Ya! Ya! Jangan menyorotku, donk! Silau banget tau!” seru Sulli sambil menutupi matanya dengan syal.

“ Ah, maaf ya! Aku kira ada sesuatu yang misterius. Nah, apa yang kau lakukan disini?”

Sulli pun berdiri sambil membenahi pakaiannya. “ Aku tak sengaja rubuh ke semak-semak ini, hehehe! Aku ingin pulang ke rumah.”

“ Pulang?! Ini sudah malam, lagipula hawanya sangat dingin! Ayo, masuk, biar kubuatkan teh.” Minwoo memeluk Sulli dengan selimut dan berjalan bersama menuju dalam rumah Minwoo.

Di dalam rumah Minwoo sangat berantakan sekali. Banyak kardus-kardus yang tersebar di penjuru ruangan, foto-foto yang semula dipajang didinding dilepas, ada apa sebenarnya?!

“ Ini tehnya,” ujar Minwoo sambil meletakkan senampan teh yang berisi 2 cangkir teh hangat.

“ Gomawoyo!” seteguk teh menjadi pembuka pembicaraan. “ Maaf bikin repot nih, ngomong-ngomong... orang tuamu kemana?” tanya Sulli sambil meniup-niup teh yang masih panas.

“ Orang tuaku sedang di atas, jangan diganggu karena mereka sibuk beres-beres,” jawab Minwoo sambil tersenyum.

“ Apa katamu?! Beres-beres? Memang kau mau kemana?” Sulli penasaran.

“ Ah, cuma penataan ulang saja, hehehe!” jawab Minwoo tergelak.

“ Oh, begitu, foto yang ada di pojok sana cute banget ya?!” Sulli menunjuk foto Minwoo yang sedang membawa boneka sugar bunny.

“ Hahaha, gomawo!” Minwoo tergelak, raut mukanya bahagia penuh kehangatan. “ Kau ingin pulang? Biar kuantar,” ujar Minwoo yang melihat Sulli berkemas-kemas.

“ Ah, iya, hari tambah malam, aku harus segera pulang. Gomawo, ne, aku tidak bisa membalas kebaikanmu.”

Saat berjalan keluar, terlihat sebuah piano yang tertutup kain putih, sebuah kardus berisi mainan-mainan, dan masih banyak lagi.

“ Hei, sebenarnya kau mau kemana sih?! Kenapa piano itu ditutup kain putih?! Dan, mainan siapa itu?” tanya Sulli penasaran sambil melihat-lihat barang-barang itu.

“ Itu semua milikku, ada baju hapkidoku, piano, dan lainnya. Ah, itu bukan urusanmu untuk mengetahuinya,” jawab Minwoo dengan muka penuh ketakutan. Sepertinya ada sebuah rahasia yang ditutup-tutupi Minwoo.

Lalu, mereka pulang. Tak terasa Sulli sudah sampai rumah, dan merebahkan badan untuk merilekskan tubuhnya dari aktivitas seharian. Hhhh!



Pagi ini sekolah diliburkan, karena para guru ada rapat penting se-sekolah di Seoul. Sulli berencana main ke rumahnya Minwoo, siapa tau ia bisa melihat-lihat foto-foto Minwoo yang super duper cute itu! Kekeke~!

“ Eomma, aku mau ke rumahnya Minwoo dulu, ya!” seru Sulli.

“ Mwo? Minwoo? Eomma titip salam ya! Oh, ya, ini ada sekotak bulgogi untuk Minwoo, semoga bulgogi buatan eomma itu lezat!” pinta eomma seraya menyodorkan seplastik berisi sekotak bulgogi.

Sulli hanya mengedipkan matanya, lalu berjalan menuju rumah Minwoo. Ia sangat senang bisa mengunjungi teman se-ospek SMA Daejin-nya dulu.

Ia sudah tiba didepan gerbang rumah Minwoo, anehnya... tidak ada lagi welcome sign bertuliskan ‘NO MINWOO’S HOUSE’. Piano dan kardus-kardus yang kemarin diteras juga sudah tidak ada, apa penataan ulang ini memang ‘total’ sampai exterior-nya?! Enggak mungkin kalau tata ulang rumah sampai semua exteriornya, itu butuh biaya yang banyak! Batin Sulli.

Sulli menyalakan bel rumah Minwoo dan berseru, “ Minwoo! Ya! Keluarlah dari rumah, aku membawakanmu bulgogi?! Minwoo, Ya!”

Tidak ada jawaban satu pun dari penghuni rumah itu, karena bosan menunggu, Sulli langsung saja balik ke rumah dengan perasaan kecewa.



Keesokan harinya, Sulli harus berangkat sekolah lagi. Di perjalanan menuju sekolah ia merasa hatinya hampa, yang dulu ia sebut ‘3 Musketeers’ sekarang menjadi ‘2 Musketeers’. Firasatnya berbicara, bahwa Minwoo telah pindah rumah. Tapi ia bantah mentah-mentah firasatnya itu.

“ Sulli, kau mau cigar coklat ini?! Ini oleh-oleh dari ayahku dari Paris!” tawar Key dengan muka yang lumayan cute. ^^

“ Oh, gomawo, Kim Kibum Key! Kekeke!” Sulli mencomot cigar itu.

“ Ne, cheonma!”

“ Hayo, pada ngapain nih?” goda Min Kyung dan Minho.

“ Ini... lho, cigar! Mau tidak?” tawar Key.

“ Mau lah! Gomawoyo, Key!” ujar Min Kyung dan Minho.

“ Oya, ngomong-ngomong, kamu suka Taemin, ya?” goda Key sambil membuka bungkusan cigar.

“ Ah?! Darimana kau tahu!” seru Sulli kaget.

“ Darimana aja boleh deh! Hehehe!” gelak Key. “ Katanya kamu lebih milih Taemin daripada Minho?!” Key memanas-manasi suasana.

Karena di chatting, Sulli bilang ke Minho kalau Sulli enggak suka Taemin, dan pasti memilih Minho.

“ Sulli?! Kau.... berbohong padaku,” ujar Minho kecewa terhadap hal itu.

“ Itu tidak benar, Minho! Aku tidak suka Taemin!” bantah Sulli keras.

“ Jangan berbohong!” Min Kyung menyahut.

“ Sebenarnya, apa yang ada dibenak kalian ini?! Kalian menjadi emosional semua?! Hhhh!” Sulli sempat frustasi melihat teman-temannya ini bertingkah tidak seperti biasanya.

“ Aku sekarang tahu semuanya! Jangan lagi mencari-cari alasan! Nanti, sepulang sekolah ikut kami ke lapangan kosong dibelakang sekolah!” seru Key dengan tatapan mata yang tajam.



Sepulang sekolah, Sulli dibawa ke lapangan kosong dibelakang sekolah yang biasa disebut Hah Guk oleh anak SMA Namsan.

Ada apa dengan teman-temanku ini?! Mereka terkena apa ya? Apa semua ini?! Batin Sulli penuh penasaran dan ketakutan.

To be continued....

Selasa, 26 November 2013

[FanFict] I'm Traped! -Part 2

I’m Traped!

“ Pilihanku VS Pilihan eomma”



Hari ini adalah hari Minggu, seperti biasa Sulli senang jalan-jalan pagi keliling kompleksnya bersama eomma.

“ Masih ada juga ya, yang berjualan balon keliling?!” ujar Sulli lirih sambil menatap penjual balon itu yang sedang duduk di kursi taman.

“ Kau ini, dikira hidup itu gampang?!” sahut eomma sambil mencolek tangan anaknya.

Saat melewati didepan penjual balon itu, Sulli menatap wajah si penjual. Tiba-tiba ia berseru, “ Omo! Kau! Minwoo!?”

Minwoo yang kaget, langsung menoleh ke arah Sulli. “ Sulli? Apa yang kau lakukan disini?”

“ Jalan-jalan pagi! Nah, apa yang kau lakukan disini? Berjualan balon?” jawab Sulli sambil berkacak pinggang.

“ Iya, aku harus membantu orang tuaku. Kebun sawi, dan jeruk milik orang tuaku terserang hama, dan... aku harus membantu sesuai kemampuanku,” jawab Minwoo sambil merunduk sedih.

“ Oh, kau yang bernama Minwoo?!” seru eomma sambil mendekati Sulli dan Minwoo yang duduk di kursi taman.

“ Iya, eomma, saya Minwoo,” jawab Minwoo sambil memperbaiki posisi topi yang ia kenakan.

Eomma hanya tersenyum, “ Kalian... kalau dipasang-pasangkan cocok juga, ya?! Duduk berdua di kursi taman, umur kalian pun sama!”

“ Ah, kami hanya teman biasa eomma!” bantah Sulli sambil tersenyum kecut.

Akhirnya, mereka harus berpisah. Minwoo melanjutkan berjualan balon, sedangkan Sulli dan eomma pulang ke rumah.



Di rumah, Sulli asyik makan japchae buatan eomma. Karena seharian kelaparan gara-gara jalan-jalan pagi tadi.

“ Sulli, kau kan pernah cerita tentang 3 namja yang kau suka, salah satunya Minwoo. Menurut eomma, kau lebih cocok dengan Minwoo. Pilihan eomma sih, itu!” ujar eomma sambil menata baju di ruang TV.

“ Aku tidak tahu, aku bingung. Tapi, aku lebih pas ke Minho.” Sulli bertanggapan lain.

“ Oke, besok eomma ikut menjemput ya, eomma mau lihat Minho!” pinta eomma sambil memasang wajah aegyo khas ibu-ibu.

Sulli pun hanya tersenyum kecil, lalu ia menuju dapur.



Keesokan harinya di sekolah, ada tugas presentasi prakarya. Sulli, Min Kyung, Key, dan Minho sekelompok dalam presentasi prakarya.

“ Ini adalah miniatur menara seoul, dibuat dari kertas-kertas koran yang tidak terpakai, lalu...” tiba-tiba saja omongan Sulli terputus dan BRUUKK! Ia jatuh tersungkur.

Semua pun panik, ternya Sulli pingsan. Lalu, ia dibawa ke UKS oleh Min Kyung, Key, dan Minho.

Di UKS, telah menunggu Key, Min Kyung, dan Minho. Berharap-harap cemas, semoga Sulli bangun seperti semula.

Tiba-tiba saja..., “ Uh, aku dimana?! Apa yang terjadi?” ujar Sulli terbangun dari pingsannya.

“ SULLI...!!!” seru Key, Min Kyung, dan Minho. Lalu, mereka memeluk erat-erat Sulli.

Sulli yang kebingungan pun angkat bicara, “ Hey, hey! Kalian belum jawab pertanyaanku!”

“ Maaf Sulli, kami sangaaatt senang sekali kau bisa bangun. Kau tadi saat presentasi jatuh pingsan, makanya kau dibawa ke UKS,” jawab Minho.

“ Oh,” jawab Sulli sambil melihat Minho dari ekor matanya yang sipit.

“ Sulli kau tidak apa-apa kan?” tanya Min Kyung memastikan.

“ Aku sehat, kok,” jawab Sulli menyimpulkan senyumnya.



Waktunya pulang, sesuai permintaan eomma, Sulli menyuruh Minho menunggu didepan gerbang sekolah.

Di depan gerbang sekolah terlihat eomma yang sudah berpakaian rapi, pokoknya perfect deh! Hehehe!

“ Sulli! Ya! Ya! Hei, disini...! kau mau kemana?!” seru eomma sambil melambaikan tangannya dan berjinjit diantara kerumunan murid-murid yang berhamburan keluar.

Sulli dan Minho yang mendengar teriakan itu pun menoleh dan berbalik arah menemui eomma.

“ Ah, eomma! Aku cari-cari tadi,” ujar Sulli sambil memeluk eommanya. Sedangkan Minho hanya melihat anak dan ibu itu berpelukan,

“ Kamu sih!” celetuk eomma. “ Eh, ini Minho ya?” tanya eomma sambil melihat-lihat Minho yang tinggi menjulang. (hahaha ^^)

“ Iya, saya Minho. Temannya Sulli,” jawab Minho bersikap sopan.

“ Ehm,” eomma berdehem. “ OK, Sulli sekarang waktunya pulang, eomma ada perlu.” Tangan Sulli ditarik oleh eomma dari kerumunan itu, dan pulang. Minho yang bingung pun hanya nyengir dan garuk-garuk kepala sambil berdesah.



Di perjalanan pulang, Sulli bingung apa yang dilakukan eommanya itu.

“ Eomma! Eomma pasti tau bersikap kan?” tanya Sulli berapi-berapi.

“ Sulli, eomma sudah selesai lihat Minho-mu itu, nanti eomma putuskan siapa yang akan menjadi namjachingu mu!” jawab eomma.



Malam itu, eomma memutuskan pilihan namjachingu untuk Sulli. Kira-kira siapa ya???

Malam itu di ruang TV, Sulli yang memakai piyama bergambar kelinci duduk bersila di atas sofa, sedangkan eomma duduk manis sambil menikmati soju (porsinya sedikit, lho!).

“ Sulli...,” ujar eomma sambil meneguk secangkir soju. “ Eomma sih, lebih memilih Minwoo. Ya..., karena menurut eomma, Minwoo itu lebih cute daripada Minho, lebih tampan daripada Minho, pokoknya keren deh!” jelas eomma sambil memejamkan matanya yang sipit.

“ Huhh, oke deh, kalau itu pilihan eomma. Tapi, aku lebih memilih Minho, entah kenapa hatiku sudah terperangkap di Minho?!” jelas Sulli berbeda dengan eomma.

SRUUKK...! cangkir soju diletakkan diatas piring kecil berhias bunga, eomma pun mengakhiri debatnya dengan sang putri semata wayangnya.

“ Up to you?! But, pilihanmu VS pilihan eomma harus ‘bertarung’, sayang! Dah, eomma mau tidur dulu!” Eomma pun beranjak ke kamar untuk tidur. Sulli hanya tertunduk lesu.



Hari ini adalah pelajaran biologi, tak ada salahnya untuk memilih partner biologi lagi. Dan..., Sulli kali ini memilih Minho!

“ Sulli, nampaknya kau punya masalah?” tanya Minho yang duduk disamping Sulli, coz’ Minho adalah partnernya Sulli.

“ Oh, tidak, kok!” bantah Sulli sambil tersenyum kecut.

“ Jangan berbohong ya...!” tegur Minho sedikit main-main, lalu matanya menyipit melirik ke Sulli.

Sulli hanya tersenyum kecil.



Istirahat akhirnya tiba, seperti biasa Sulli dan Min Kyung jajan bersama.

“ Kau ingin jajan apa, Sulli?” tanya Min Kyung sambil menoleh ke Sulli.

Dengan muka yang polos, Sulli menjawab, “ Stik coklat saja, aku hanya ingin mood ku ceria!”

“ Oh, kamu tidak ingin mencoba menu andalan yang paling digemari Taemin, nih?” goda Min Kyung sambil menyenggol badan Sulli.

“ Waaa! Memang apa?” tanya Sulli berbinar-binar.

“ Ayam tongdak!”

“ Mwo?! Itu makanan yang paling aku benci!” seru Sulli, matanya yang sipit pun tiba-tiba melebar.

“ Ya! Kau harus mencobanya sedikit, aku juga ingin beli ayam tongdak!” Lalu Min Kyung pergi menuju tempat jualan ayam tongdak, dan memesan seporsi ayam tongdak.

Lalu, Min Kyung melahap dengan rasa gembira. Lapar atau doyan, nih, eon??? Kekeke~ ^^

“ Psstt, Min Kyung! Aku bisa meneteskan ludah, nih!” ujar Sulli.

“ Hemm??” kaget Min Kyung yang mulutnya masih penuh dengan Ayam Tongdak. “ Kau mau?! Ini silakan, aku sudah siapkan sendok buat kamu!”

Sulli pun duduk di sebelah Min Kyung, dan ia memakan menu itu dengan perasaan yang enggak enak.

“ Enak kan?” tanya Min Kyung sambil terpejam lucu.

“ Eeee, lumayan deh! Min Kyung, aku ingin cerita sesuatu, nih!” jawab Sulli.

“ OK, aku akan mendengarkannya!” Min Kyung masih sibuk dengan ayam tongdaknya itu.

Sulli pun mulai bercerita, “ Begini, kalau soal namjachingu... eommaku lebih memilih Minwoo, tapi aku lebih pas ke Minho?! Bagaimana ini? Pilihan eomma harus ‘tarung’ sama pilihanku, berarti aku harus punya pengorbanan dan semangat besar donk?”

“ Yap! Kemungkinan gitu, aku udah selesai makan, nih! Ayo ke kelas,” ajak Min Kyung sambil mengelap mulutnya dengan tissu.

“ Hanya sesingkat itu jawabanmu?!”

“ Kalau ada yang lebih efisien, kenapa harus panjang-panjang?! ENGGAK PRAKTIS BANGET!” ujar Min Kyung sambil terkekeh kecil.

Sulli hanya bisa tertegun dengan keanehan temannya ini.



Waktu pulang pun tiba, seperti biasanya, kelas 11-1 selalu pulang terakhir daripada kelas-kelas lain.

“ Saya cukupkan sampai disini, kamsahamnida! Tto mannayo!” Mrs. Seo Ri mengakhiri pelajaran matematika.

Semua pun membungkukkan badan dan bergegas pulang, lagi-lagi kali ini Sulli ditinggal sendiri oleh Min Kyung dan teman lainnya. Huhh!

Saat ingin berjalan keluar kelas, ada seseorang yang menghadang jalannya Sulli.

BUKKK!! Ternyata Sulli menabrak Taemin yang sudah dari tadi menunggu Sulli didepan pintu kelas.

“ Taemin-ah! Apa yang kau lakukan didepan kelasku?! Mau cari masalah lagi?” tanya Sulli sedikit emosi soal kejadian yang bersembunyi dibalik pot.

“ Oh, Sulli! Maafkan aku soal yang itu, aku disini hanya ingin mengatakan sesuatu kepadamu!” ujar Taemin penuh harap sambil memegang kedua pergelangan tangan Sulli.

Sulli yang bingung, hanya menatap muka Taemin yang sepertinya serius.

To be continued....

Next part~ ^^

Lirik JIN- Gone

Annyeong~! Habis hiatus bertahun- tahun (?!) Saya kembali lagi, ini sih bukan posting pertama setelah hiatus ya ^^ (cek blog deh) Oh, iya aku lagi suka banget sama lagu ini (apalagi MV-nya nyentuh banget!) Xiumin keren tau gak?? *Curhat Lupakan! Oke cekidot~ ^^


gieogi meomuldagan geu jarieson kkeute namainneun ongiedo


niga itda itda neoui hyanggi neoui eolgul

jebal nal bwa nal bwabwa nal bwabwa

na ireoke neol neukkyeo neol neukkyeo neol neukkyeo

aesseo jabeun maltu aesseo jabeun miso aesseo jabeun neonde

uri hamkke itdeon geu gonggane

naega neol darmagadeon geu sungane

bissogeul geunyang georeodo neomu johatdeon niga eopda niga eopda

eotteoke na honjaseo neol jiugo sara

hamkke georeogadeon geu sigane

geureoke mandeureogadeon chueokkkajido miryeonkkajido

meomun jarie nan seo itda neomu geuriwo

nal bwabwa nal bwabwa nal bwabwa

na ajikdo neol neukkyeo neol neukkyeo neol neukkyeo

gyeou darmeun maltu gyeou darmeun miso gyeou darmeun neonde

uri hamkke itdeon geu gonggane naega neol darmagadeon geu sungane

bissogeul geunyang georeodo neomu johatdeon niga eopda niga eopda

eotteoke na honjaseo neol jiugo sara neomu geuriwo

gyeou heorakdoen neoui ireum jiul su eobseo

neomani bureun naui ireumi yeogi jamjago isseo

uri hamkke itdeon geu gonggane

naega neol darmagadeon geu sungane

bamjameul geunyang seolchyeodo neomu johatdeon niga eopda niga eopda

eotteoke na honjaseo neol biugo sara

hamkke georeogaya hal geu sigane

ajikdo mandeureoya hae urimiraedo naui baraemdo

meomun jarie nan seo itda neomu geuriwo

gieogi meomuldagan geu jarieson kkeute namainneun ongiedo


niga itda itda neoui hyanggi neoui eolgul

jebal nal bwa nal bwabwa nal bwabwa

na ireoke neol neukkyeo neol neukkyeo neol neukkyeo

aesseo jabeun maltu aesseo jabeun miso aesseo jabeun neonde

uri hamkke itdeon geu gonggane

naega neol darmagadeon geu sungane

bissogeul geunyang georeodo neomu johatdeon niga eopda niga eopda

eotteoke na honjaseo neol jiugo sara

hamkke georeogadeon geu sigane

geureoke mandeureogadeon chueokkkajido miryeonkkajido

meomun jarie nan seo itda neomu geuriwo

nal bwabwa nal bwabwa nal bwabwa

na ajikdo neol neukkyeo neol neukkyeo neol neukkyeo

gyeou darmeun maltu gyeou darmeun miso gyeou darmeun neonde

uri hamkke itdeon geu gonggane naega neol darmagadeon geu sungane

bissogeul geunyang georeodo neomu johatdeon niga eopda niga eopda

eotteoke na honjaseo neol jiugo sara neomu geuriwo

gyeou heorakdoen neoui ireum jiul su eobseo

neomani bureun naui ireumi yeogi jamjago isseo

uri hamkke itdeon geu gonggane

naega neol darmagadeon geu sungane

bamjameul geunyang seolchyeodo neomu johatdeon niga eopda niga eopda

eotteoke na honjaseo neol biugo sara

hamkke georeogaya hal geu sigane

ajikdo mandeureoya hae urimiraedo naui baraemdo

meomun jarie nan seo itda neomu geuriwo

[FanFict] I'm Traped! -Part 1

I’m Traped!

“ My Three Musketeers”



Di sekolah itu sangat membosankan bagi Sulli, apalagi pelajaran yang Sulli tidak sukai muncul. Hhh, bisa-bisa Sulli enggak fokus sama pelajarannya.

Saat istirahat berlangsung, Sulli bersama sahabatnya- Min Kyung, jajan bersama di kantin. Sulli membeli biskuit coklat sementara Min Kyung membeli biskuit stroberi. Tiba-tiba, tak sengaja Sulli menabrak Taemin yang sedang membawa senampan piring bibimbap dan segelas susu putih. Terlihat baju seragam Taemin ketumpahan bibimbap dan susu putih.

Sulli pun merasa takut kepada Taemin. “ Enggg, maafkan aku Taemin. Aku tidak sengaja, aku tidak bermaksud apa-apa kepadamu,” ujar Sulli sambil merunduk.

Taemin pun menjawab, “ Ah, tak usah khawatir. Aku tidak akan marah kepadamu, lagipula... kau tidak sengaja, kan?! Aku takkan marah kepadamu.” Taemin menyimpulkan senyum khasnya ke Sulli.

Sulli yang mendengar jawabanmu itu pun tersontak kaget, “ Jeongmal?”

“ Ne! Kamu bisa kembali ke kelasmu sekarang, aku bisa membersihkannya di kamar mandi dan berganti baju.” Lalu, Taemin pergi menuju gudang sekolah untuk mengambil sapu dan pel.

Sulli hanya bisa terpana melihat kebaikan dari Taemin. Ia merasa ada seusatu yang baru di hatinya.

“ Ya! Ya! Ya! Hei, Sulli, kau kenapa melamun seperti itu? Ayo masuk kelas!” ujar Min Kyung sambil menepuk pundak Sulli.

“ Ah, eh...., iya, iya! Kekeke,” ujar Sulli sambil terkekeh.



Di kelas, Sulli saling curhat ke Min Kyung. Ia menumpahkan semua isi hatinya ke sahabat terbaiknya itu.

“ Min Kyung, apa kau tahu, Taemin anak kelas 11-5 itu telah membuat hatiku meleleh, ah...,” ujar Sambil tersenyum. Raut mukanya yang semula takut, menjadi bahagia.

“ Apa kau sedang berbunga-bunga? Kau suka Taemin? Taemin itu sebenarnya anak yang nakal di kelas 11-5. Kalau disuruh memilih namjachingu... aku lebih memilih Shindong, anak 11-2,” tanggap Min Kyung sambil melipat kedua tangannya.

“ Mwo??? Terserah kau saja, tapi aku lebih memilih Taemin. Sepertinya, Taemin itu baik...!” ujar Sulli sambil memutar bola matanya.

“ Besok, aku ada ekskul drama, dan... aku juga sama seperti Taemin. Kau mau ikut?” ajak Min Kyung.

Sulli hanya mengangguk senang, matanya berbinar-binar pertanda hatinya sangat sangat berbunga-bunga.



Keesokan harinya saat Min Kyung hendak mengikuti kelas drama, dari arah berlawanan datanglah Taemin. Mengetahui itu, Sulli dan Min Kyung bersembunyi dibalik pot-pot tanaman. Ternyata Taemin mengetahui kejadian itu!

“ Hei, kalian sedang apa? Memberi pupuk? Tukang kebun sekolah baru, ya? Hahaha!” sapa Taemin sambil tertawa sinis.

“ Enak saja! Kami sedang.... enggg, sedang...,” jawab Sulli bingung.

“ Bilang saja kalau kalian ini tukang kebun sekolah, aku percaya! Oh iya, Min Kyung, kau akan menjadi pemeran tikus mondok untuk drama nanti!” ujar Taemin menjahili Sulli dan Min Kyung. Lalu pergi begitu saja sambil bersiul-siul.

“ Hu...uh! dasar!” seru Min Kyung kesal. Min Kyung pun mencolek badan Sulli. “ Sulli, apa kataku benar, kan? Taemin itu anak yang nakal! Kau telah lihat langsung, kan?”

“ Iya, apa katamu itu benar! Tapi, aku belum percaya kalau Taemin itu nakal!” ujar Sulli.

“ Kau ini, kalau dibilang sekali saja tidak ingin menuruti perkataan eonni-mu!! Aku kan eonni-mu?!”

Mendengar perkataan Min Kyung, Sulli pun berlari pergi untuk pulang. “ Pendapat orang lain tidak bisa disamakan!!!” seru Sulli kesal.



Saat diperjalanan pulang, Sulli masih kesal atas perkataan sahabtnya itu. Menurutnya, pendapat orang lain itu tidak bisa disamakan. Ia terus berusaha melupakan perkataan itu. Ia juga masih belum percaya Taemin seperti itu.

Tiba-tiba dari arah belakang, ada truk yang ingin menabrak Sulli, dan... seorang laki-laki seumuran Sulli, mendorong tubuh Sulli ke trotoar sebrang jalan.

“ Ah! Kenapa sih, harus pakai acara dorong-dorongan!” gerutu Sulli.

Laki-laki itu berdiri, dan memperkenalkan dirinya, “ Annyeong, namaku No Min Woo, panggil saja Minwoo. Tadi aku mendorongmu karena kau akan tertabrak truk.”

“ Annyeong, oh, terima kasih, namaku Sulli,” ujar Sulli sambil meringis.

Mereka pun berjalan di sepanjang trotoar bersama.

“ Jadi..., kau ini murid pindahan dari SMA Daejin?” tanya Minwoo memastikan.

“ Iya, aku pindah ke SMA Namsan karena aku pindah rumah, jadi aku memilih sekolah yang dekat dengan rumah,” jelas Sulli sambil menatap muka Minwoo.

Ia merasakan sebuah hal berbeda lagi dihatinya, ia seperti mempunyai pahlawan.

Akhirnya, Minwoo dan Sulli harus berpisah. Karena gang rumah mereka berbeda.



Malamnya, ia menceritakan semuanya kepada bonekanya. Sulli selalu menceritakan pengalaman-pengalaman menariknya ke bonekanya.

“ Mily, apa kau tahu, hari ini aku mempunyai dua pahlawan yang sempurna bagiku, yakni Taemin dan Minwoo. Sayangnya, aku belum terlalu kenal dengan Minwoo, huhhh...,” curhat Sulli kepada Mily, boneka beruangnya.

Tiba-tiba sang eomma menyahut dari dapur, “ Sulli, ayo makan dulu. Nanti kau sakit baru tau rasa.”

“ Ne!” Sulli menjawab sambil menata boneka-bonekanya di rak seperti semula.

Di ruang makan, eomma telah memasak bulgogi. Tak lupa bubble tea yang sangat disukai oleh Sulli.

“ Sulli, jujur sama eomma, apakah kau menyukai seseorang di sekolah?” tanya eomma sambil menyendok bulgogi yang ada di piring.

Mendengar pertanyaan itu, Sulli bersikap menutup-nutupi semuanya. “ Aku tidak suka siapa-siapa, lagipula... di SMA Namsan tidak ada yang tampan. Kekeke,” jawab Sulli.

Eomma hanya menatap dalam anaknya itu. Sepertinya eomma berusaha tahu, siapa orang yang disukai Sulli.



Di sekolah, ada kabar burung yakni ada anak baru dari SMA Suwon. Kabarnya lagi, ia adalah laki-laki.

“ Kenalkan, ini Choi Min Ho, kalian bisa panggil dia Minho. Dia akan menjadi teman sekelas kita di kelas 11-1,” ujar Mrs. Jaekyung.

Minho hanya tersenyum-senyum, dan duduk didepan bangkunya Sulli. Lebih tepatnya duduk bersama Key.

Min Kyung langsung antusias dengan kedatangan Minho di kelas 11-1. Karena Min Kyung adalah ketua kelas di kelasnya. “ Annyeong Minho! Kenalkan namaku Min Kyung, aku ketua kelas disini.”

Minho pun menanggapi, “ Annyeong Min Kyung! Namaku Minho, aku pindahan dari SMA Suwon, senang berkenalan denganmu. Oh, iya, sampingmu itu siapa?”

Sulli pun menoleh ke arah Minho, ia pun menjawab pertanyaan Minho itu, “ Eh, namaku Sulli, aku hanya perempuan biasa yang ingin mencari kebahagiaan, kekeke.”

“ Oh,” tanggap Minho singkat sambil melempar senyum manisnya ke Sulli.

Oh, apa yang aku rasakan ini... apapun... aku sangat senang bisa bertemu Minho. Batin Sulli sambil senyum-senyum sendiri.

Key yang melihat Sulli asyik senyum-senyum sendiri, ia mengagetkan Sulli, “ Ya!! Kau kenapa senyum-senyum sendiri? Ada yang lucu?”

“ Eh...! aku sedang membayangkan Minho...” ternyata Sulli kelewatan bicara.

“ Mwo? Membayangkan Minho?!” kaget Min Kyung dan Key berbarengan.

Merasa namanya disebut, Minho pun menoleh ke arah Sulli.

Sulli pun membenarkan perkataannya, “ Enggg..., tidak, kok! Aku tidak membayangkan Minho, aku membayangkan makan cupcake buatan eommaku!”

“ Yang benar? Kau selalu saja mencari alasan!” bantah Key.

“ Aisshh, Sulli apa yang kau bayangkan dariku? Apa?” tanya Minho.

“ Nanti kita ke gudang saja, lebih baik aku bercerita semuanya disitu,” jawab Sulli berbisik.



Saat pulang tiba, sesuai janji Sulli, ia akan menceritakan semuanya ke Minho. Di dalam gudang banyak peralatan berdebu dan kotor. Itu membuat Sulli batuk-batuk.

“ Uhuukk...! begini, kalau aku boleh jujur... sebenarnya aku ini suka kepadamu. Aku ini memang yeoja yang aneh, aku menyukai 3 orang sekaligus! Semoga saja kau tidak menanggapi itu!” jelas Sulli sambil menghela nafas.

“ Begitu ya, wajar lah, seorang Yeoja suka kepada namja. Dan, akan menjadikannya namjachingu, tapi yang kau lakukan itu sangat aneh. 3 namja sekaligus kau sukai, sebaiknya kau putuskan dengan baik siapa yang akan kau jadikan namjachingu!” tanggap Minho sambil memberi saran, dari raut mukanya ia tidak marah.

“ Benar juga ya, terimakasih Minho. Kau memang teman yang baik! Apa kau tidak marah?!” ujar Sulli tersenyum lebar.

“ Sama-sama, aku tidak akan marah, karena menyukai seseorang adalah wajar,” ujar Minho sambil membalas senyuman dari Sulli.

Sulli pun jingkrak-jingkrak senang, sampai-sampai pel, sapu, ember, serok berjatuhan karena terkena tangan kebahagiaannya Sulli.

“ Uppss...!” seru mereka berdua.



Di rumah, ia mulai menceritakan semuanya ke eomma. Dan, eomma pun mendukung apa yang dialami anaknya ini.

“ Jadi, kau benar-benar suka, kan? Eomma sudah menduga itu!” ujar eomma sambil menata piring di rak.

“ Iya, eomma, tapi aku suka 3 namja sekaligus!?” seru Sulli.

“ Problemnya, kau harus memilih satu dari 3 namja itu. Itu memang susah, nak! Buka hatimu, pikirkan baik-baik!” saran eomma sambil memeluk anaknya itu.

Sulli hanya tersenyum puas.

My three musketeers! Sulli membatin sambil menatap keluar jendela yang disana ada 2 burung yang saling berkejar-kejaran. Sepertinya seorang ‘kekasih’ burung!

To be continued....

Next part~ ^^

Lirik INFINITE- Destiny

idaero tteonajima nae apeseo majimag
ganeun dwit moseubeul boijineun ma
dashin ni gyeoteseo tteonaji anheulge
neol beorigo tteonan nal miwo haedo dwae
chama bolge na apa bolge da neol wihae Oh you
dashin kkwag jabeun son nohchiji anheulge
neol ulligo tteonan nal miwo haedo dwae
dollyeo bolge da apa bolge na For you For you
nal tteona haengboghal su itdan mal hajima
naega jarhalge nohji anheulge
ni yeope itneun nal
tteonajima doraseo jima idaero
bonael su eobseo ireon nal dugo gandago
beoseonal su eobseo
Cause you are my destiny
nal dugo doraseo jima bitgyeo gajima
pihae gajima You are my destiny
dul sai naerimag gil tteoreojil
saenggage garo maghin chae
daehwa jocha shigan nangbira
neoui maeumi nal mireonae jamshiman
naman gonoe soge nama done tto
nae baraem ane dama bonae bonraeui jari jabgil
geuge naui pume angil Have met destiny
dashin ireohge neol nohchiji anheulge
neol apeuge haetdeon nal miwo haedo dwae
dollyeo bolge na apa bolge da For you For you
du beon dashin bol su eobtdan mal hajima
naega jarhalge nohji anheulge
ni gyeote itneun nal
tteonajima doraseo jima nan neol bonael
su eobseo ireon nal dugo Oh Oh gandago
beoseonal su eobseo
Cause you are my destiny
sansan jogag na beorin naega beoryeo beorin
gieog chueogeuro namgyeo dugineun sirheo
mureup kkulhgo bireo
gireotdeon mannam kkeute jeongshini
nagasseotna bwa eotna gatdeon nal jabajwo
huhoe soge jamgin naege gihoel jwo
idaero tteonajima nae apeseo majimag
ganeun dwit moseubeul boijineun ma
Cause you are my destiny
nal dugo doraseo jima bitgyeo gajima
pihaegajima You are my destiny
dugo gajima tteonajima
beoseonal su eobseo
Cause you are my destiny