Halaman

Rabu, 27 November 2013

[FanFict] I'm Traped! -part 3


I'm Traped!
" Tolong Maafkan Aku, Sulli!"



“ Ehm, ma...” belum saja Sulli melengkapi perkataannya, Taemin angkat bicara.

“ Sebelum aku mengatakan sesuatu itu kepadamu, aku ingin meminta maaf kepadamu, tolong maafkan aku, Sulli!” pinta Taemin yang sempat memasang muka puppy eyes.

Sebenarnya Sulli ingin memaafkan, tapi, entah kenapa ada yang mengganjal dihati Sulli, jadi.... “ Taemin, maaf... aku tidak bisa memaafkanmu kali ini, aku ingin pulang.” ujar Sulli sambil menitikkan air mata lalu berlari.

Tiba-tiba larian Sulli dihentikan dengan cengkraman erat dari tangan Taemin. Sepertinya ini sangaaaatt serius!

Sambil terisak, Sulli pun berseru, “ Taemin! Apa yang kau minta! Apa! Apa yang kau minta dariku! Sebuah bahan ejekan?!” air mata pun berjatuhan, Sulli hanya menunduk.

“ Aku..., aku... hanya ingin bilang kalau selama ini, sejak kita sekelas dulu-kelas 10-6, sampai sekarang, aku selalu membendung perasaan ini! Aku ini sebenarnya...., menyukaimu!” dengan frontal, Taemin mengucapkan itu dihadapan Sulli yang menangis.

“ Hanya begitu?” tanya Sulli yang masih terisak.

“ Iya, tapi, kenapa kau tidak bisa memaafkanku? Kenapa? Apa salahku terlalu besar bagimu, sehingga susah untuk dimaafkan?! JELASKAN PADAKU!!” seru Taemin tiba-tiba, mendengar seruan Taemin... Sulli berusaha menjelaskan.

“ Sebenarnya, aku ini juga suka kepadamu, aku ingin memaafkanmu, tapi aku gengsi dan cuek. Aku ini kacau!” jelas Sulli sambil menatap Taemin.

“ Jadi....?”

“ Maaf, aku tetap tidak bisa memaafkanmu!” Sulli pergi dari hadapan Taemin.

Taemin sudah tidak dapat mengungkapkan semua perasaannya ke Sulli. Taemin pulang dengan rasa kecewa dan bersalah.



Hari ini Sulli pulang agak malam, karena jadwal les yang lebih lama sesinya. Tempat les Sulli tidak jauh dari kediamannya. Ia hanya harus berjalan lurus untuk sampai dirumahnya.

“ Huhh...! dingin!” pekik Sulli sambil menggosokkan kedua tangannya di lengan. Ia memakai jaket tebal berwarna biru muda, dengan syal warna-warni, sarung tangan hello kitty, dan kupluk pink pastel kesayangannya.

Ia selalu melihat-lihat lingkungan sekitar, rumah-rumah yang masih menyala, toko-toko yang masih melayani pelanggan, sampai bulan purnama yang berhias indah di langit malam.

Tiba-tiba ia dikagetkan dengan rumah yang bertuliskan “ NO MINWOO’S HOUSE” itu adalah nama panjang dari Minwoo. Ia mengintip dari pagar rumah yang tak terlalu tinggi, tingginya hanya sedadanya.

“ Memang benar Minwoo!” bisik Sulli pelan. Tiba-tiba Sulli terjatuh ke semak-semak, BRUSSS! Suara itu terdengar sampai rumah Minwoo.

Minwoo pun keluar dari rumah dan menghampiri asal suara itu. “ SULLI!? Apa yang kau lakukan disini?” kaget Minwoo sambil menyorotkan senter ke muka Sulli.

“ Ya! Ya! Jangan menyorotku, donk! Silau banget tau!” seru Sulli sambil menutupi matanya dengan syal.

“ Ah, maaf ya! Aku kira ada sesuatu yang misterius. Nah, apa yang kau lakukan disini?”

Sulli pun berdiri sambil membenahi pakaiannya. “ Aku tak sengaja rubuh ke semak-semak ini, hehehe! Aku ingin pulang ke rumah.”

“ Pulang?! Ini sudah malam, lagipula hawanya sangat dingin! Ayo, masuk, biar kubuatkan teh.” Minwoo memeluk Sulli dengan selimut dan berjalan bersama menuju dalam rumah Minwoo.

Di dalam rumah Minwoo sangat berantakan sekali. Banyak kardus-kardus yang tersebar di penjuru ruangan, foto-foto yang semula dipajang didinding dilepas, ada apa sebenarnya?!

“ Ini tehnya,” ujar Minwoo sambil meletakkan senampan teh yang berisi 2 cangkir teh hangat.

“ Gomawoyo!” seteguk teh menjadi pembuka pembicaraan. “ Maaf bikin repot nih, ngomong-ngomong... orang tuamu kemana?” tanya Sulli sambil meniup-niup teh yang masih panas.

“ Orang tuaku sedang di atas, jangan diganggu karena mereka sibuk beres-beres,” jawab Minwoo sambil tersenyum.

“ Apa katamu?! Beres-beres? Memang kau mau kemana?” Sulli penasaran.

“ Ah, cuma penataan ulang saja, hehehe!” jawab Minwoo tergelak.

“ Oh, begitu, foto yang ada di pojok sana cute banget ya?!” Sulli menunjuk foto Minwoo yang sedang membawa boneka sugar bunny.

“ Hahaha, gomawo!” Minwoo tergelak, raut mukanya bahagia penuh kehangatan. “ Kau ingin pulang? Biar kuantar,” ujar Minwoo yang melihat Sulli berkemas-kemas.

“ Ah, iya, hari tambah malam, aku harus segera pulang. Gomawo, ne, aku tidak bisa membalas kebaikanmu.”

Saat berjalan keluar, terlihat sebuah piano yang tertutup kain putih, sebuah kardus berisi mainan-mainan, dan masih banyak lagi.

“ Hei, sebenarnya kau mau kemana sih?! Kenapa piano itu ditutup kain putih?! Dan, mainan siapa itu?” tanya Sulli penasaran sambil melihat-lihat barang-barang itu.

“ Itu semua milikku, ada baju hapkidoku, piano, dan lainnya. Ah, itu bukan urusanmu untuk mengetahuinya,” jawab Minwoo dengan muka penuh ketakutan. Sepertinya ada sebuah rahasia yang ditutup-tutupi Minwoo.

Lalu, mereka pulang. Tak terasa Sulli sudah sampai rumah, dan merebahkan badan untuk merilekskan tubuhnya dari aktivitas seharian. Hhhh!



Pagi ini sekolah diliburkan, karena para guru ada rapat penting se-sekolah di Seoul. Sulli berencana main ke rumahnya Minwoo, siapa tau ia bisa melihat-lihat foto-foto Minwoo yang super duper cute itu! Kekeke~!

“ Eomma, aku mau ke rumahnya Minwoo dulu, ya!” seru Sulli.

“ Mwo? Minwoo? Eomma titip salam ya! Oh, ya, ini ada sekotak bulgogi untuk Minwoo, semoga bulgogi buatan eomma itu lezat!” pinta eomma seraya menyodorkan seplastik berisi sekotak bulgogi.

Sulli hanya mengedipkan matanya, lalu berjalan menuju rumah Minwoo. Ia sangat senang bisa mengunjungi teman se-ospek SMA Daejin-nya dulu.

Ia sudah tiba didepan gerbang rumah Minwoo, anehnya... tidak ada lagi welcome sign bertuliskan ‘NO MINWOO’S HOUSE’. Piano dan kardus-kardus yang kemarin diteras juga sudah tidak ada, apa penataan ulang ini memang ‘total’ sampai exterior-nya?! Enggak mungkin kalau tata ulang rumah sampai semua exteriornya, itu butuh biaya yang banyak! Batin Sulli.

Sulli menyalakan bel rumah Minwoo dan berseru, “ Minwoo! Ya! Keluarlah dari rumah, aku membawakanmu bulgogi?! Minwoo, Ya!”

Tidak ada jawaban satu pun dari penghuni rumah itu, karena bosan menunggu, Sulli langsung saja balik ke rumah dengan perasaan kecewa.



Keesokan harinya, Sulli harus berangkat sekolah lagi. Di perjalanan menuju sekolah ia merasa hatinya hampa, yang dulu ia sebut ‘3 Musketeers’ sekarang menjadi ‘2 Musketeers’. Firasatnya berbicara, bahwa Minwoo telah pindah rumah. Tapi ia bantah mentah-mentah firasatnya itu.

“ Sulli, kau mau cigar coklat ini?! Ini oleh-oleh dari ayahku dari Paris!” tawar Key dengan muka yang lumayan cute. ^^

“ Oh, gomawo, Kim Kibum Key! Kekeke!” Sulli mencomot cigar itu.

“ Ne, cheonma!”

“ Hayo, pada ngapain nih?” goda Min Kyung dan Minho.

“ Ini... lho, cigar! Mau tidak?” tawar Key.

“ Mau lah! Gomawoyo, Key!” ujar Min Kyung dan Minho.

“ Oya, ngomong-ngomong, kamu suka Taemin, ya?” goda Key sambil membuka bungkusan cigar.

“ Ah?! Darimana kau tahu!” seru Sulli kaget.

“ Darimana aja boleh deh! Hehehe!” gelak Key. “ Katanya kamu lebih milih Taemin daripada Minho?!” Key memanas-manasi suasana.

Karena di chatting, Sulli bilang ke Minho kalau Sulli enggak suka Taemin, dan pasti memilih Minho.

“ Sulli?! Kau.... berbohong padaku,” ujar Minho kecewa terhadap hal itu.

“ Itu tidak benar, Minho! Aku tidak suka Taemin!” bantah Sulli keras.

“ Jangan berbohong!” Min Kyung menyahut.

“ Sebenarnya, apa yang ada dibenak kalian ini?! Kalian menjadi emosional semua?! Hhhh!” Sulli sempat frustasi melihat teman-temannya ini bertingkah tidak seperti biasanya.

“ Aku sekarang tahu semuanya! Jangan lagi mencari-cari alasan! Nanti, sepulang sekolah ikut kami ke lapangan kosong dibelakang sekolah!” seru Key dengan tatapan mata yang tajam.



Sepulang sekolah, Sulli dibawa ke lapangan kosong dibelakang sekolah yang biasa disebut Hah Guk oleh anak SMA Namsan.

Ada apa dengan teman-temanku ini?! Mereka terkena apa ya? Apa semua ini?! Batin Sulli penuh penasaran dan ketakutan.

To be continued....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan comment chingudeul ^^ Jangan memakai kata-kata kasar, bashing, SPAM! Kamshahamida♥